30 March 2011

Perjalanan Panjang

Ketika awal akhir tahun 2001, ada seorang tenaga edukatif di perguruan tinggi di Malang yang mempunyai alumni dibeberapa tempat di seluruh Indonesia bahkan di dunia.   Dia adalah orang bersahaja tetapi berdedikasi  serta disiplin tinggi.  Hal itu dikarenakan tempaan saat dia menjadi mahasiswa.   Hampir semua aktifitas intra dan ekstra kampus diikutinya, mulai dari Senat Mahasiwa, Resimen, Pers Kampus, Pencinta Alam, Olah raga dan Kerohanian.
Dia adalah aktifis yang hidup dan kuliah dari hasil kerja professional sebagai aktifis tersebut.  Membuat proposal adalah suatu kebiasaan, memimpin teman-temanya dalam berorganisasi dan bermusyawarah adalah suatu kebiasaan.  Sehingga akhirnya menjadi bagian hidup dia menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswanya.
Karena dorongan dan permintaan dari salah satu alumninya, dia diajak berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk melihat sebuah perguruan tinggi yang baru berdiri. 
Dalam perjalanan waktu, jadilah dia menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan perguruan tinggi tersebut, yaitu perguruan tinggi ternama di kota itu.
Di perguruan tinggi tersebut, dia sangat aktif mendorong semua UKM untuk bisa berjalan dan berkembang serta kreatif, sehingga akhirnya UKM-UKM serta situasi  kampus di perguruan tinggi tersebut menjadi hidup. 
Dia menganggap mahasiswa adalah anak-anaknya yang setiap saat bisa curhat padanya.  Pintu dia selalu terbuka untuk siapapun apalagi untuk mahasiswanya.  Suatu kemuliaan padanya adalah tentang pemahaman bahwa Tenaga Edukatif adalah bukan hanya proses knowledge transfer tetapi juga harus bisa menjadi pendidik yang menitik beratkan unsur softskill  kepada mahasiswanya.  Karena pemahaman tersebut, dia tidak pernah memberikan ilmu yang dia punya hanya setengah-setengah, dia akan memberikan ilmu secara utuh, tuntas dan ikhlas.
Suatu pagi seperti biasa, dia sudah berangkat ke kampusnya sebelum anak-anak kampus datang.  Hari itu hari Senin, dia akan mengajar pada jam 7.00.  Ternyata dia sudah sampai di kampus jam 6.20. sungguh suatu contoh bagi yang lain untuk lebih menghargai waktu dengan tidak terlambat.
Ketika masih dikelas sedang mengajar, ada sms masuk di hp-nya. “Pak ada di kampus ko ? saya mau ketemu “, sms seorang mahasiswa. “Ya, saya dikampus, nanti setelah jam 9 ya ?, jawabnya.
Sekitar jam 9.10  datanglah seorang mahasiswi yang tad sms.  “Assalamu’alaikum pak !”, sapa mahasiswi tersebut.    “Alaikum salam”, jawabnya. “masuk aja”, lanjutnya.   Selanjutnya mahasiswi tersebut bercerita panjang lebar tentang diri dan keluarganya.  Sang dosen mendengarkan segala apa yang menjadi persoalannya.   Pada saat tengah-tengah serunya dia bercerita, temen dia telepon “Pak ono kampus ta ?”, tanyanya “iyo mas, aku nok kampus (iya mas, saya dikampus) !”jawab dosen tersebut.  “Sampeyan arep mrene ta ? (Kamu mau ke sini kah ?)”, lanjutnya.  “Iyo mas, opo aku oleh nempel pengumuman lowongan neng kampus ? (Apa saya boleh menempel pengumuman lowongan di kampus ?)”, lanjutnya.  “yo yo yo, oleh oleh oleh ? “(ya ya ya boleh boleh boleh), jawab dosen tersebut.  Meluncurlah dia ke kampus dosen itu.  Sampai dikampus dia cerita tentang lowongan tersebut, bahwa ini untuk sarjana dan bisa dipekerjakan di dalam atau di luar kantor. “Hla daripada adoh adoh mbok bocah iki ae, tapi during lulus  (Hla daripada jauh-jauh, anak ini saja, tapi belum lulus”), tawar dosen tersebut.  “Yo ra pop o, tapi sampeyan gawekne surat keterangan sedang menempuh tugas akhir yo !”, pintanya.  “Iyo engko tak gawekne”, jawab .
Besoknya, mahasiswa tadi sudah menyiapkan material perlengkapan untuk melamar pekerjaan tersebut, seperti surat lamaran, curriculum vitae.  Meluncurlah dia ke perusahaan yang dituju tersebut.  Sampai disana diserahkan semua perlengkapan tersebut. 
Selang beberapa hari, teman dosen yang nempel penguman telpon ke dosen.  “Mas, sampeyan gawekne opo ngono lo mas, sing luwih sakti tak gawe administrative, ben engko gajine rodo duwur”, tanya dia.   “Maksudte sampeyan piye mas ?, iki aku rodo ra ngerti”, jawab dosen.  “Gawekne copy ijazah ae, engko sing nyekel aku dewe, aman-aman” katanya……….(bersambung)

No comments:

Post a Comment