05 October 2012

Software Bantu Rangkaian Digital

Bagi sodara-sodari yang memerlukan program bantu untuk merangkai gerbang logika dan aplikasi lainnya ini saya upload beberapa buah software yang berukuran kecil akan tetapi pas untuk membantu sodara semua.

Ada 2 program yang saya tawarkan :

  1. Logic Gate Simulator-1.4
  2. Logisim-generic-2.7.1
Ukuran dari kedua file tersebut kecil sekali sehingga mudah dibawa-bawa dan dicopy antar komputer.
Perlu diketahui oleh sodara-sodara semua, bahwa paket tersebut bisa jalan apabila :

  1. Untuk Logic Gate Simulator-1.4, memerlukan microsoft framework yg sudah terinstal
  2. Untuk logisim-generic-2.7.1, memerlukan program java sudah terinstal

Contoh tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 1.  Contoh hasil kreasi dg Logic Gate Simulator 1.4

Sedangkan untuk logisim-generic 2.7.1 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Gerbang Logika dg Logisim-generic 2.7.1


Dari segi simplisitas, logic simulator lebih baik dan menarik.

Silahkan sodara pilih yang mana yg sodara kehendaki.

Sekian terima kasih.
MERDEKA........................


01 October 2012

Persamaan Garis & Titik Potong 2 Garis





Mahasiswa STIKOM Artha Buana yang baik, berikut saya sajikan Materi Aljabar Linier Persamaan Garis dan Titik Potong 2 Garis.

Persamaan Garis Melalui sebuah titik dengan Gradien tertentu

Persamaan garis dibentuk dari diketahuinya sebuah titik pada garis tersebut dan gradien yang menyertainya.
Misalnya :


Gambar 1. Sebuah Titik yg tepat pada garis 

Pada gambar 1, terlihat terdapat sebuah titik A(x1,y1) yang terdapat tepat pada garis tersebut.
Awal mula persamaan garis linear adalah :
y = mx + b, dimana y adalah variabel dependen terhadap x, m adalah gradien dan sebuah konstanta b.
jika diketahui titik tersebut pada A(x1,y1), maka persamaan garis linear di atas diubah menjadi :

y1 = mx1 + b, sehingga untuk mencari persamaan garisnya menjadi sebagai berikut :

y   = mx   + b       .........................1
y1 = mx1 + b       .........................2
Lakukan pengurangan antara y dan y1, sehingga menjadi :

y - y1 = m(x-x1) .................................................................................................................3

dan inilah yang dipakai sebagai acuan untuk menentukan persamaan garisnya.

Contoh :

A(6,1) dengan gradien 2, maka persamaan garisnya adalah :
Gambar 2.  Persamaan Garis y=2x-11

y-y1 = m(x-x1)
y-1 = 2(x-6)
y = 2x -12 + 1
y = 2x -11

Sehingga dari persamaan y = 2x-11 dapat dilihat garisnya pada gambar 2.

Contoh lain lagi, misalkan diketahui sebuah titik pada sebuah garis adalah A(1,10) dengan gradien = 3, maka persamaan garisnya adalah :

y-y1 = m(x-x1)
Gambar 3. Persamaan garis y = 3x+7
y-10 = 3(x-1)
y-10 = 3x - 3
y = 3x - 3 + 10
y = 3x +7    dari persamaan garis ini diperoleh garis seperti terlihat pada Gambar 3.



Persamaan garis yang melalui 2 buah titik 

Bila diketahui 2 buah titik yang melalui sebuah garis, seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. 2 buah titik pada garis


Terlihat ada 2 buah titik, yaitu titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2). dan x1≠x2 dan y1≠y2, maka persamaan garisnya diperoleh dari :


Misalkan garis itu mempunyai persamaan
y = ax + b ...............................................(1)
Titik (x1, y1) pada garis itu, berarti 
y1 = ax1 + b................................................(2)
Titik (x2, y2) pada garis itu, berarti
y2 = ax2 + b ...............................................(3)

(1)–(2) menghasilkan y – y1 = a(x–x1)........(4)
(3)-(2) menghasilkan y2 – y1 = a(x2–x1)….(5)
(4) : (5) menghasilkan :



Gambar 6.  Rumus baru untuk Persamaan garis dg 2 titik

Contoh :
Diketahui 2 buah titik, yaitu A (-3, -4) dan B (5, -1)  Carilah persamaan garisnya ?
Jawab :

8(y+4) = 3(x+3)
8y+32 = 3x+9
8y = 3x + 9 -32
8y = 3x -23

Sehingga dari persamaan garis tersebut diperoleh grafik seperti terlihat pada gambar 6.

Gambar 6. Persamaan Garis y=(3x-23)/8
Titik Potong 2 Garis

Bila diketahui 2 buah persamaan garis, yaitu :
2x-3y =14 dan x = 5y, maka untuk mencari titik potong dari kedua garis tersebut digunakan metode subtitusi (mengganti sebuah nilai dengan nilai yang sudah ada).  Tujuan dari subtitusi ini adalah agar diperoleh sebuah variabel saja dalam persamaan tersebut. Terlihat bahwa x sudah diketahui isinya, yaitu 5y, maka kalau disubtitusikan ke rumus yang pertama (2x-3y=14), menjadi :

2(5y) - 3y = 14
10y - 3y   = 14
7 y = 14
y = 14/7 = 2

Kalau y=2, maka x = 5y --> 5*2 = 10.
Sehingga titik potong kedua garis tersebut adalah pada titik (10,2)
Grafiknya bisa dilihat pada gambar 7.

Gambar 7.  Titik potong 2 Garis


Pada contoh lain, dimana variabel tidak ada yang tunggal, maka perlu metode eliminasi, yaitu dengan cara mengalikan dengan sebuah angka sehingga ada variabel yang mempunyai koefisien yang sama.
Misalkan :
2x + 5y = 6   dan 3x - 7y = 5, maka masing-masing dikalikan dengan 3 dan 2 menjadi :

2x + 5y = 6        x  3
3x - 7y  = 5        x  2

menjadi :

6x  + 15y   = 18
6x  -14y     = 10
.                          .  -
0    29y      = 8
          y      =  8/29 

Kemudian mensubtitusikan nilai y yang didapat kedalam rumus pertama atau ke dua.

2x + 5y = 6   
2x + 5(8/29) = 6
2x + 40/29 = 6
2x = 6 - 40/29
x   = (6-40/29)/2   Sehingga titik potongnya di (8/29 , (6-40/29)/2)

Grafiknya seperti terlihat pada gambar 8.
Gambar 8.  Titik Potong 2 Garis dg Variabel belum final

Materi Presentasi bisa didownload disini

Dan yang dari Slideshare :
Aljabar Linear Pertemuan 1-1
Aljabar Linear Pertemuan 1-2







Gerbang Logika (Dasar dan Kombinasi ) - Pertemuan 5

Gerbang Logika (logical gate)

Gerbang logika adalah pintu masuk ke teknologi digital.  Hal ini disebabkan karena semua perangkat digital   pasti akan menggunakan gerbang logika ini.
Gerbang Logika adalah Rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah

Dasar pembentuk dlm sistem digital. 
Beroperasi dlm bilangan biner (gerbang logika biner).
Logika biner menggunakan dua buah nilai yaitu ‘0’ dan ‘1’.

Logika biner yang digunakan dlm sistem digital, yaitu :
  1. Logika biner positif, logika tinggi ditandai dengan nilai ‘1’ dan logika rendah ditandai dengan nilai ‘0’. 
  2. Logika biner negatif, logika tinggi ditandai nilai ‘0’ dan logika rendah ditandai nilai ‘1’. 
Pada pembahasan ini kita akan mengunakan logika biner positif.

Gambar 1. Logika Biner Positip dan Negatip
Logika biner positif adalah logika dengan angka positif sedangkan Logika biner Negatif adalah logika dengan menggunakan notasi negatif pada biner. Tentunya ini menggunakan cara komplemen, karena tidak ditemukan tanda negativ pada biner.

Gerbang Logika Dasar

Pada sistem digital hanya terdapat tiga buah gerbang logika dasar, yaitu :
  1. Gerbang AND, 
  2. Gerbang OR, dan 
  3. Gerbang NOT (inverter). 
Berikut ini kita akan membahas ketiga gerbang dasar tersebut :

Gerbang AND

Gerbang logika AND à gerbang logika dasar yang memiliki dua atau lebih sinyal masukan dgn satu sinyal keluaran.
Berlaku ketentuan: sinyal keluaran akan tinggi jika semua sinyal masukan tinggi.

Ekspresi Booleannya : F = A.B
(dibaca “F sama dengan A AND B”)

Gambar 2. Gerbang AND
”memiliki konsep seperti dua buah saklar yang dipasangkan secara seri.”

Gambar 3. Saklar sebagai fungsi AND

Gerbang AND juga bisa tambahkan jumlah inputnya, misal pada gambar 2 jumlah input hanya 2 : A dan B, maka sebenarnya bisa ditambahkan inputnya dengan menjadi C dan D (tergantung kebutuhan).

Gambar 4. Gerbang AND dengan 3 input
Pada Gambar 4. adalah gerbang AND dengan 3 pintu masuk (AND 3 bit).
Expresi booleannya : F = A.B.C


Gerbang OR

Gambar 5. Gerbang OR
Gerbang logika OR à gerbang logika dasar yang memiliki dua atau lebih sinyal masukan dgn satu sinyal keluaran.
Berlaku ketentuan: sinyal keluaran akan tinggi jika sinyal masukannya ada yang tinggi.

Ekspresi Booleannya : F = A + B
(dibaca “F sama dengan A OR B”)

”memiliki konsep seperti dua buah saklar yang dipasangkan secara paralel.”

Gambar 6. Saklar sebagai fungsi Gerbang OR
Sama dengan gerbang AND, gerbang OR juga bisa ditambahkan jumlah inputnya. Kalau pada gambar 5 hanya ada 2 input A dan B, maka bisa ditambahkan kaki input dengan C, sehingga menjadi kaki input A, B dan C seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Gerbang OR dengan 3 input
Adalah gerbang OR dengan 3 pintu masuk (OR3 bit).
Expresi booleannya : F = A+B+C



Gerbang NOT

Gambar 8. Gerbang NOT
Gerbang logika NOT : gerbang logika dasar yang memiliki sebuah sinyal masukan dan sebuah sinyal keluaran.

Berlaku ketentuan: sinyal keluaran akan tinggi jika sinyal masukan rendah.
Ekspresi Booleannya : F = Ā
(dibaca “F sama dengan bukan/ not A”)


”memiliki konsep seperti sebuah saklar yang dipasangkan secara paralel dengan lampu dan diserikan dengan sebuah resistor.”

Gambar 9. Saklar sebagai fungsi NOT
Pada aplikasi livewire, bisa dibuktikan bahwa rangkaian pada gambar 9 berlaku seperti fungsi negasi, seperti bisa dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Fungsi NOT diimplementasikan pada Livewire
Terlihat pada gambar 10A, bahwa SW1 : OFF, tetapi lampu MENYALA, dan pada gambar 10B, bahwa SW2 : ON, tetapi lampu MATI

Gerbang Logika Bentukan

Ddihasilkan dari susunan gerbang logika dasar, diantaranya :
  1. Gerbang NAND ( NOT AND ) 
  2. Gerbang NOR (NOT OR) 
  3. Gerbang XOR (Exclusive OR) 
  4. Gerbang XNOR (Exclusive Not OR)
Gerbang NAND

Gerbang logika NAND à gerbang logika AND yang di NOT kan.

Gambar 11. Gerbang NAND

Gerbang logika NAND  : gerbang logika yang memiliki dua atau lebih sinyal masukan dgn satu sinyal keluaran.
Berlaku ketentuan: sinyal keluaran akan rendah jika semua sinyal masukan tinggi.

Ekspresi Booleannya : 

(dibaca “F sama dengan A NAND B / bukan A AND B”)

Gambar 12. Gerbang NAND

Gerbang Logika NOR

Gerbang logika NOR à gerbang logika OR yang di NOT kan.
Gambar 13. Gerbang NOR
Gerbang logika NOR : gerbang logika yang memiliki dua atau lebih sinyal masukan dgn satu sinyal keluaran.

Berlaku ketentuan: sinyal keluaran akan rendah jika salah satu atau semua sinyal masukan tinggi.
Ekspresi Booleannya : 
(dibaca “F sama dengan A NOR B / bukan(not) A OR B”)

Gambar 14. Tabel Kebenaran Gerbang NOR 
Gerbang Logika XOR

Berlaku ketentuan: sinyal keluaran tinggi jika masukan tinggi berjumlah ganjil.

Ekspresi Booleannya : 
(dibaca “F sama dengan A XOR B”)

Gambar 15. Gerbang XOR
Bisa juga jumlah input ditambah menjadi3 atau lebih seperti terlihat pada gambat 16.
Gambar 16. Gerbang XOR dengan 3 input

Gambar 16 adalah gerbang XOR dengan 3 pintu masuk (XOR 3 bit).
Expresi booleannya : F = A Å B Å C



Gerbang XNOR

Berlaku ketentuan: sinyal keluaran rendah jika masukan tinggi berjumlah ganjil.

Ekspresi Booleannya :
(dibaca “F sama dengan A XNOR/ bukan XOR B”)
Gambar 17. Gerbang XNOR
Gerbang logika NAND dan NOR terbentuk melalui penambahan gerbang NOT pada output AND maupun OR,

Bubble AND

Logika bubble AND : dibentuk dengan memberikan Not pada tiap masukan AND.

Gambar 18. Gerbang Bubble AND
Kalau dilihat dari tabel kebenarannya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Bubble AND = NOR.

Gambar 19. Ekivalensi Bubble AND dengan NOR

Bubble OR
Logika bubble OR : dibentuk dengan memberikan Not pada tiap masukan OR.
Gambar 20. Gerbang Bubble OR

Dilihat dari tabel kebenarannya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Bubble OR = NAND.

Gambar 21. Ekivalensi Bubble OR dengan NAND
Diperoleh kesimpulan bahwa : 


Logika Positif
Logika Negatif
Definisi
OR
AND
Keluaran tinggi jika salah satu masukan tinggi
AND
OR
Keluaran tinggi jika semua masukan tinggi
NOR
NAND
Keluaran rendah jika salah satu masukan tinggi
NAND
NOR
Keluaran rendah jika semua masukan tinggi


Selengkapnya materi gerbang logika dasar dapat dilihat pada link berikut :

Gerbang Logika (Dasar dan Kombinasi) - 4Shared
Gerbang Logika (Dasar dan Kombinasi) - Slide Share

Mohon dipelajari.